Arsip untuk Januari, 2011

Sejarah Perkembangan Bahasa Arab

Posted: Januari 23, 2011 in Bahasa Arab

Dalam sejarah perkembangan bahasa Arab, terdiri dari beberapa priode, antara lain :

1. Priode Jahiliyah. Priode ini munculnya nilai-nilai standarisari pembentukan bahasa arab fusha, dengan adanya beberapa kegiatan peting yang telah menjadi tradisi masyarakat Makah . Kegiatan tersebut berupa festifal syair-syair arab yang diadakan di pasar Ukaz, Majanah, Zul Majah. yang akhirnya mendorong tersiar dan meluasnya bahasa arab, yang pada akhirnya kegiatan tersebut dapat membentuk stsndarisasi bahasa arab fusha dan kesusasteraannya.

2. Periode Permulaan Islam. Turunnya Al – Quran dengan membawa kosa kata baru dengan jumlah yang sangat luar biasa banyaknya menjadikan bahasa Arab sebagai suatu bahasa yang telah sempurma baik dalam mufradat, makna, gramatikal dan ilmu –ilmu lainnya. Adanya perluasan wilayah-wilayah kekuasaan islam sampai berdirinya daulah umayah . Setelah berkembang kekuasaan Islam, maka orang-orang islam arab pindah ke negeri baru, sampai masa Khulafaa Al-Al-Rasyidiin

3. Priode bani Umayah. Terjadinya percampuran orang-orang arab dengan penduduk asli akibat adanya perluasan wilayah islam. Adanya upaya-upaya orang arab untuk menyebarkan bahasa arab ke wilayah melalui akspansi yang beradab. Melakukan arabisasi dalam berbagai kehidupan, sehingga penduduk asli mempelajari bahasa arab sebagai bahasa agama dan pergaulan.

4. Priode bani Abasiyah. Pemerintahan Abasiyas berkeyakinan bahwa kejayaan pemerintahannya dapat bertahan bila bergantung kepada kemajuan agama islam dan bahasa arab, kemajuan agama islam dipertahankan dengan cara melaksanakan kegiatan pembedahan Al-Quran terhadap cabang-cabang disiplin ilmu pengetahuan baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Bahasa Arab Badwi yang bersifat alamiah ini tetap dipertahankan dan dipandang sebagai bahasa yang bermutu tinggi dan murni yang harus dikuasai oleh putra-putra bani Abas. Pada abad ke empat H bahasa arab fusha sudah menjadi bahasa tulisan untuk keperluan administrasi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan bahas Arab mulai dipelajari melalui buku-buku ,sehingga bahasa fusha berkembang dan meluas.

5. Priode ke lima. Sesudah abad ke 5 H bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa politik dan adminisrasi pemerintahan, tetapi hanya menjadi bahasa agama. Hal ini terjadi setelah dunia arab terpecah dan diperintah oleh penguasa politik non arab “ Bani Saljuk” yang mendeklarasikan bahasa Persia sebagai bahasa resmi negara islam dibagian timur, sementara Turki Usmani yang menguasai dunia arab yang lainnya mendeklarasikan bawwa bahasa Turki sebagai bahasa administrasi pemerintahan. Kejak saat itu sampai abad ke7 H bahasa Arab semakin terdesak.

6. Priode bahasa arab di zaman baru. Bahasa arab bangkit kembali yang dilandasi adanya upaya-upaya pengembangan dari kaum intelektual Mesir yang mendapat pengaruh dari golongan intelektual Eropa yang datang bersama serbuan Napoleon.

a. Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar disekolah. Waktu-waktu perkuliahan disampaikan dengan bahasa arab.

b. Munculnya gerakan menghidupkan warisan budaya lama dan menghidupkan penggunaan kosakata asli yang berasal dari bahasa fusha.

c. Adanya gerakan yang yang telah berhasil mendorang penerbit dan percetakan dinegara-negara arab untuk mencetak kembali buku-buku sastra arab dari segala zaman dalam jumlah yang sangat besar dan berhasil pula menerbitkan buku-buku dan kamus bahasa arab.

Munculnya kesadaran dari intelektual arab yang mempertahankan bahasa Arab dari berbagai kritikan terhadap bahasa arab yang datang dari non arab atau dari orang arab sendiri untuk mempertahankan bahasa arab, tidak hanya sebagai bahasa agama, melainkan sebagai bahasa nasional dan diwujudkan melalui :

a. adanya usaha-usaha pembinaan dan pengembangan bahasa arab seperti Majma’ al lughah al-arabiyyah th 1934 di Mesir. Tujuannya untuk memelihara keutuhan dan kemurnian bahasa fusha dan melakukan usaha – usaha pengenbangan agar menjadi bahasa yang dinamis, maju dan mampu memenuhi tuntutan kemajuan dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

b. Mendirikan lembaga pendidikan hkususnya pengajaran bahasa arab seperti Al -Azhar jurusan bahasa arab. Perhatian bangsa arab tidak hanya terjadi di Mesir tetapi terjadi pula di negara arab lainnya.

http:// marihanafiah.wordpress.com

Latihan Renang, Manfaat dan Metodenya

Posted: Januari 16, 2011 in renang

anda mungkin telah sering melakukan latihan olahraga, namun manfaat yang anda peroleh tidak seperti yang diharapkan. Mungkin akar permasalahannya terdapat pada beberapa hal mendasar yang kerap diabaikan.

Agar olahraga anda memberikan hasil maksimal, seorang pakar telah menyarankan tips berikut : (lebih…)

Posted: Januari 15, 2011 in Uncategorized

petugas stasiun, masinis, jam, komputer, ac, atap, ruang keberangkatan, tiang, kipas angin, gedung,

 

10 Kiat meningkatkan Kemampuan Membaca

Posted: Januari 15, 2011 in ISLAM

Tulisan ini bersumber dari situs yang dibina oleh Asy Syaikh Alawy Abdul Qodir As Saqof hafidzahullah.

Inilah sepuluh langkah untuk meningkatkan kemampuan anda dalam membaca, sehingga anda menjadi orang yang kuat dalam membaca dan agar anda berubah menjadi pembaca yang besar. Saya memilihnya untuk anda –pembaca yang mulia– di antara sepuluh makalah dalam bahasa Inggris yang tersebar dalam tema ini. Dan saya menerjemahkannya dengan beberapa perubahan. Yaitu dari seorang pelatih, spesialis dalam perkembangan dan peningkatan kemampuan, Jim M. Allen. Berikut ini sepuluh langkah tersebut: (lebih…)

Strategi Belajar CERDAS

Posted: Januari 15, 2011 in Uncategorized

fTri Darmayanti
UNIVERSITAS TERBUKA
2 0 0 4

Pada
Pendidikan Jarak Jauh

DAFTAR ISI
Halaman Judul
……………………………………………..
i
Daftar Isi
……………………………………………………..
ii
Tahukah Anda?
……………………………………….
1
Strategi Belajar CERDAS
……………………………….
2
1
Huruf C untuk CERDIK
…………………………..
4
2
Huruf E untuk EFEKTIF
…………………………..
11
3
Huruf R untuk REALISTIS
……………………….
15
4
Huruf D untuk DAPAT DICAPAI
……………..
17
5
Huruf A untuk AKURAT
…………………………..
19
6
Huruf S untuk SPESIFIK
…………………………..
21
7
Contoh Yang CERDAS
……………………………..
23
8
Catatan Dan Tugas
…………………………………..
28
8
Catatan Penutup
……………………………………..
29

Strategi Belajar CERDAS
1
Tahukah Anda?
Sistem belajar di Universitas Terbuka (UT) adalah sistem belajar jarak jauh (BJJ). Ciri utama dari sistem ini adalah adanya jarak antara pengajar dan mahasiswa. Hubungan antara pengajar dan mahasiswa sebenarnya tetap ada dan dilakukan melalui perantara berbagai media, terutama media cetak atau modul.
Sistem BJJ sering dihubungkan dengan konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri menunjukkan bahwa mahasiswa tidak tergantung pada pengajar seperti pada pendidikan tatap muka. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain. Ini berarti Anda dapat memilih belajar sendiri, bersama teman atau dengan bantuan tutor. Berinisiatif dalam belajar berarti Anda mengetahui bahwa Anda dapat mensiasati belajar melalui strategi belajar yang efektif.
Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda merasa belajar dengan terpaksa. Misalnya, Anda harus belajar karena itulah satu-satunya cara untuk lulus, mendapat pekerjaan atau bahkan kenaikan pangkat. Contoh lain adalah bila Anda menyukai belajar di kelas dengan bimbingan dosen, sedangkan Anda terpaksa kuliah di Universitas Terbuka (UT) yang mempunyai sistem belajar jarak jauh.
Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Oleh karena itu, Anda perlu mencari jalan agar belajar menjadi sesuatu hal yang menyenangkan, atau …. walaupun tetap terpaksa tapi paling tidak dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
Para ahli di bidang psikologi pendidikan mengembangkan berbagai cara untuk mencari cara agar belajar menjadi sesuatu hal yang lebih mudah dan efektif. Silahkan membaca bahasan tentang strategi belajar CERDAS berikut ini.
2
Strategi Belajar C E R D A S
Apa itu strategi CERDAS?
CERDAS adalah singkatan dari prinsip-prinsip strategi belajar secara efektif. Prinsip belajar CERDAS akan membantu Anda menggunakan strategi belajar dengan cara yang CERDAS. Sebagai mahasiswa, Anda perlu melakukan perencanaan dan pengelolaan belajar. Mahasiswa UT pada umumnya adalah mahasiswa yang bekerja sambil kuliah. Oleh karena itu, berbagai aktivitas dilakukan selain belajar seperti bekerja, kegiatan sosial, dan lainnya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Anda perlu melakukan perencanaan dan pengelolaan belajar untuk belajar dengan lebih baik dan lebih efektif.
Jika Anda adalah mahasiswa UT yang belajar sambil bekerja, maka strategi ini akan sangat membantu Anda tidak hanya dalam belajar, tapi juga pada pekerjaan Anda di masa mendatang. Mengapa? Karena strategi ini sekaligus melatih Anda untuk menjadi perencana dan pengelola yang handal bagi kegiatan Anda. Anda adalah pemimpin atau manajer masa depan. Sebagai pemimpin, Anda harus mampu memimpin diri Anda sendiri sebelum memimpin orang lain.
Bayangkan diri Anda menjadi pemimpin yang harus merancang suatu kegiatan besar. Anda harus menyusun target kerja, merancang langkah demi langkah dan mengelola agar kegiatan Anda dapat berjalan dengan lancar. Jika Anda berhasil dalam belajar di UT dengan strategi belajar CERDAS ini, maka pengalaman keberhasilan Anda diharapkan akan terbawa di bidang kerja Anda. Mari kita bahas prinsip-prinsip tersebut.
Strategi Belajar CERDAS
3
Prinsip-prinsip dari strategi belajar CERDAS adalah
sebagai berikut:
Prinsip-prinsip menjadi CERDAS nampaknya
sederhana bukan? Pada kenyataannya, menjadi CERDAS
berarti mampu untuk menyederhanakan berbagai hal yang
nampaknya sulit bagi orang lain. Jika Anda mencoba prinsip
ini, maka Anda akan tahu bahwa yang sulit bagi orang lain
ternyata dapat menjadi mudah dilakukan jika Anda tahu
kuncinya.
Untuk lebih jelasnya….. kita akan bahas satu demi
satu prinsip belajar yang CERDAS!
C erdik menggunakan strategi belajar
E fektif dalam menggunakan waktu belajar
R ealistis dalam merencanakan belajar
D apat dicapai –> tujuan yang dibuat
A kurat dalam perencanaan belajar
S pesifik dalam menetapkan tujuan belajar
4
1
Huruf C untuk CERDIK
Pada umumnya faktor yang dianggap paling menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar adalah intelegensi. Orang dengan intelegensi yang tinggi seringkali dipastikan akan berhasil dalam studinya. Pada kenyataan tidaklah demikian. Intelegensi bukanlah faktor utama penentu keberhasilan. Ada orang yang memiliki intelegensi tinggi namun tidak berhasil dalam studinya, dan ada pula orang dengan intelegensi rata-rata yang berhasil dalam studinya. Lalu faktor apa yang menyebabkan seorang mahasiswa berhasil dan mahasiswa yang lain tidak berhasil?
Seorang mahasiswa yang ingin berhasil dalam studinya perlu menjadi CERDIK dalam belajar. Ia perlu mengetahui bahwa belajar tidak hanya berarti memahami materi pelajaran, tapi juga melakukan cara-cara yang CERDIK untuk belajar. Hal ini berarti ia mempergunakan berbagai strategi belajar dengan cara yang CERDIK.
Cara belajar yang CERDIK akan membantu seorang mahasiswa untuk berhasil dalam studinya sesuai dengan target yang telah ditentukan. Mungkin saja terjadi seorang mahasiswa berhasil lulus tanpa strategi. Namun kelulusannya akan lebih mudah dicapai jika ia mempergunakan strategi belajar yang CERDIK.
Strategi Belajar CERDAS
5
Belajar tanpa strategi
Belajar menggunakan strategi
6
Apa strategi belajar yang CERDIK itu?
Strategi belajar yang CERDIK adalah berbagai cara atau kiat untuk belajar dengan cara yang lebih mudah, efektif, dan perasaan senang. Strategi belajar yang CERDIK dapat dipelajari.
Namun, perlu dicatat bahwa strategi belajar yang efektif untuk orang yang satu belum tentu efektif untuk orang yang lain, karena manusia adalah mahluk yang unik. Setiap orang berbeda satu sama lain. Demikian pula dalam belajar, setiap orang memiliki keunikan dalam mencerna materi belajar yang berbeda satu sama lain. Memang ada cara-cara tertentu yang cocok bagi sebagian orang. Namun, kesamaan tersebut sebaiknya disesuaikan dengan keunikan masing-masing pribadi, agar diperoleh strategi belajar yang paling pas untuk dirinya.
Selain itu, strategi yang cocok bagi diri Anda sekarang, belum tentu cocok di lain kesempatan karena situasi yang berbeda. Jika hal ini terjadi, maka Anda dapat mencoba strategi belajar yang lain. Semakin banyak referensi yang Anda miliki mengenai berbagai macam strategi belajar, maka semakin mudah bagi Anda untuk menentukan pilihan mencoba strategi belajar yang sesuai pada situasi dan kondisi saat itu. Ini adalah cara yang CERDIK pertama untuk belajar —–> yaitu: CERDIK mencari informasi tentang berbagai cara atau strategi belajar yang efektif.
Lalu langkah CERDIK berikutnya adalah:
CERDIK mengelola Belajar
CERDIK dalam mengelola belajar berarti cerdik dalam menyusun target belajar, memonitor pelaksanaan dari target belajar yang telah Anda susun, dan melakukan evaluasi dari pelaksanaan belajar Anda. Ketiga langkah tersebut merupakan inti dari pengelolaan belajar dengan cara CERDIK yang kedua. Mari kita bahas!
Strategi Belajar CERDAS
7
Langkah pertama mengelola belajar yang CERDIK adalah
—> menyusun target belajar. Ada berbagai hal yang perlu
dipertimbangkan untuk dapat melakukan perencanaan yang cerdik
dengan menyusun target belajar. Pembahasan tentang hal tersebut
akan dibahas lebih detil pada pembahasan setelah huruf C, yaitu
pada huruf ERDAS. Selanjutnya, kita akan membahas langkah
berikutnya terlebih dulu berikut ini.
Langkah kedua mengelola belajar yang CERDIK adalah
—> melakukan monitoring pada saat melaksanakan
rencana belajar yang Anda buat. Monitoring perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah rencana belajar yang dibuat berjalan
dengan lancar atau tidak. Seringkali ada hal-hal di luar rencana
yang dapat mengubah tujuan belajar yang telah Anda buat. Jika hal
tersebut terjadi, lakukan penyesuaian dengan tetap memusatkan
pada tujuan utama belajar Anda. Sebagai contoh, Anda sudah
merencanakan untuk membaca 10 halaman pada hari Kamis.
Namun, mendadak Anda harus lembur dalam bekerja. Dalam
menghadapi kejadian ini, Anda dapat mencari hari lain untuk
mengganti rencana Anda belajar di hari Kamis. Yang perlu
ditekankan pada kegiatan monitoring belajar ini adalah Anda perlu
memastikan bahwa target belajar Anda tetap dapat dicapai
walaupun perlu melakukan penyesuaian.
Langkah ketiga mengelola belajar yang CERDIK adalah
—> melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan belajar
yang Anda lakukan. Evaluasi perlu dilakukan, karena dapat
memotivasi Anda. Sebagai contoh, Anda telah
membuat target belajar untuk membaca 40
halaman modul Perilaku Organisasi pada minggu
pertama. Di akhir minggu, Anda dapat melakukan
evaluasi apakah rencana yang Anda buat dapat
tercapai atau tidak. Jika dapat tercapai, berikan
“hadiah” bagi diri Anda sendiri. Hadiah merupa8
kan bentuk penghargaan bagi diri Anda dan merupakan langkah
yang dapat memotivasi diri Anda. Contoh hadiah antara lain melihat
acara favorit Anda di televisi.
Namun, jika target tersebut belum berhasil, Anda dapat
melakukan beberapa hal agar target tersebut
dapat dicapai di lain kesempatan dan memberi
sanksi bagi diri Anda sendiri. Sanksi juga dapat
memotivasi diri Anda, lho! Misalnya, tidak
menonton acara televisi favorit Anda atau
membatasi diri dengan mengurangi beberapa
kegiatan di luar belajar yang kurang menjadi
prioritas.
Anda dapat juga mengevaluasi apakah target belajar Anda
mungkin terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah, sehingga kurang
memotivasi Anda. Dengan evaluasi target belajar tersebut, Anda
dapat merencanakan kembali target belajar berikutnya dengan lebih
baik. Cara ini sekaligus melatih diri Anda untuk mahir menyusun
target kerja di tempat kerja Anda.
Cara lain yang CERDIK dalam belajar adalah mengenali
diri Anda sendiri. Mari kita bahas!
CERDIK mengenali Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah lingkungan atau kondisi yang
membuat belajar Anda nyaman dan mampu berkonsentrasi dengan
maksimal. Lingkungan belajar dapat merupakan lingkungan fisik,
psikis dan sosiologis. Apa maksudnya?
Yang termasuk lingkungan fisik adalah ruang atau tempat
belajar, suara dan kondisi fisik
lainnya yang membantu Anda
berkonsentrasi dalam belajar dengan
nyaman. Ada orang yang lebih
mudah belajar sambil mendengarkan
musik, sementara orang yang lain
Strategi Belajar CERDAS
9
lebih mudah berkonsentrasi jika ruang belajarnya sepi dan tenang dari suara. Contoh lain yang membuat Anda dapat belajar dengan nyaman adalah waktu belajar. Ada orang yang lebih mudah berkonsentrasi belajar pada saat subuh atau pagi hari. Namun, ada yang justru maksimal berkonsentrasi belajar pada siang atau malam hari.
Selain itu, lingkungan fisik juga berarti mempergunakan berbagai sarana untuk belajar dengan cara yang lebih mudah, misalnya bertanya kepada teman atau tutor melalui telpon, internet dan media lainnya.
Kondisi belajar yang bersifat psikis antara lain adalah kesiapan Anda untuk belajar. Hal ini berhubungan motivasi atau alasan Anda kuliah di UT. Jujurlah kepada diri Anda sendiri. Ada yang mengikuti perkuliahan di UT karena dia suka belajar, namun ada yang mengikuti perkuliahan untuk kepentingan ijazah atau kenaikan pangkat.
Dengan mengenali motivasi kita untuk belajar, maka Anda dapat membuat strategi yang lebih baik untuk belajar. Sebagai contoh, jika tujuan belajar Anda di UT adalah untuk kenaikan pangkat, maka jadikan hal tersebut sebagai alasan yang memotivasi Anda. Anda dapat bergabung dengan mereka yang bertujuan sama dengan Anda. Jika teman Anda berhasil naik pangkat karena telah lulus dari UT, maka hal tersebut dapat memotivasi Anda pula untuk belajar. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membuat tujuan belajar kita menjadi hal yang memotivasi kita untuk belajar.
Memotivasi diri juga dapat dilakukan dengan cara mengenali keajegan belajar kita. Dalam mempelajari modul, orang yang mempunyai keajegan tinggi akan berusaha membaca sampai selesai secara teratur. Mereka akan merasa terganggu kalau topik bahasan yang mereka baca belum terselesaikan. Sedangkan orang yang memiliki keajegan rendah, mudah kehilangan minat belajar. Mereka tidak merasa terganggu jika modul yang mereka baca belum selesai terbaca seluruhnya. Melihat modul tebal yang bertumpuk justru
10
membuat mereka patah semangat. Bagi tipe ini, memecah tugas belajar menjadi tugas yang termasuk “short assignment” atau tugas ringan akan membantu untuk menjaga motivasi belajar. Kenali diri Anda, dan jika Anda termasuk tipe yang terakhir ini, cobalah membaca modul sedikit demi sedikit dengan diselingi kegiatan lain. Dengan cara memecah tugas belajar seperti itu, diharapkan akan membantu Anda untuk tetap termotivasi dalam menyelesaikan tugas jangka panjangnya, yaitu membaca modul secara keseluruhan.
Kondisi sosiologis adalah kondisi yang berhubungan dengan kelompok belajar. Apakah Anda orang yang mudah berkonsentrasi jika belajar dengan teman atau kelompok belajar? Atau mungkin, Anda justru mudah berkonsentrasi jika Anda belajar sendiri.
Mengenali lingkungan fisik, psikologis, maupun sosiologis akan lebih dapat memaksimalkan diri Anda dalam belajar. Tidak ada salahnya untuk mencoba lebih dari sekali berbagai cara yang paling pas untuk belajar dengan nyaman. Anda tidak akan kehilangan apa-apa dengan mencoba. Anda justru makin mengenali diri Anda sendiri. Jadi, selamat mencoba!
CERDIK dalam belajar berarti:
 Cerdik mencari berbagai informasi tentang strategi belajar melalui bacaan, teman, dan sumber informasi lain.
 Cerdik mengelola belajar dengan cara: menyusun target belajar, memonitor pelaksanaan belajar, dan mengevaluasi belajar.
 Cerdik menggunakan berbagai cara untuk belajar dengan lebih baik dan efektif.
Strategi Belajar CERDAS
11
2
Huruf E untuk EFEKTIF
Efektif dalam belajar berarti mampu
mengelola waktu dengan terampil, sehingga
berbagai kegiatan dapat diselesaikan dengan baik. Namun,
mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang
untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24
jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya!
Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah
pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang
meliputi waktu untuk bekerja, waktu untuk belajar, dan waktu
untuk kegiatan sosial maupun bagi diri sendiri untuk bersantai.
Bagaimanapun, waktu untuk bersantai diperlukan oleh
mahasiswa untuk mengembalikan energi yang terpakai untuk belajar
dan bekerja.
Pengelolaan waktu secara efektif
berarti membagi waktu ke dalam kegiatankegiatan
yang berguna, serta berhati-hati
dengan sumber-sumber kegiatan yang
menyebabkan terjadinya pemborosan waktu.
Waktu-waktu yang harus Anda waspadai
antara lain:
Waktu untuk mengobrol. Hindari pemborosan waktu untuk
mengobrol secara berlebihan. Tidak ada salahnya menyapa
tetangga, tetapi jangan berlebihan sehingga banyak waktu
Anda terbuang untuk mengobrol.
Waktu untuk televisi. Batasi kegiatan menonton televisi untuk
menonton acara televisi secara berlebihan. Buat prioritas acara
yang Anda perlu tonton. Buat acara televisi favorit Anda
sebagai pemacu belajar. Sebagai contoh, Anda baru dapat
menonton acara favorit jika target belajar tercapai. Misalnya,
12
telah membaca 2 kegiatan belajar dari modul Pengantar Administrasi Negara. Jika belum memenuhi target tersebut, kuatkan diri untuk tidak menonton sebagai konsekuensi karena Anda tidak dapat mencapai target belajar Anda.
Waktu untuk telepon. Di kota besar, telpon merupakan sarana berkomunikasi yang banyak memakan waktu. Cobalah untuk membatasi hubungan telpon yang bertele-tele.
Waktu menunggu. Menunggu
merupakan pemborosan waktu yang tidak kentara. Pergunakan kesempatan menunggu untuk membaca modul. Sebagai contoh, Anda dapat menunggu giliran untuk pemeriksaan dokter sambil membaca modul.
Waktu di perjalanan. Banyak waktu yang terbuang di perjalanan. Gunakan waktu menunggu bis untuk membaca. Seorang teman mempergunakan waktu di perjalanan untuk mendengarkan isi kuliah melalui walkman yang selalu dibawanya. Jika Anda menggunakan kendaraan (baik pribadi atau umum), maka pastikan Anda berangkat ke tempat tujuan sebelum jalanan macet. Konsekuensinya, mungkin Anda sampai lebih awal di tempat tujuan. Anda dapat menunggu sambil membaca. Anda dapat mencari cara lain yang paling pas untuk Anda.
Waktu untuk kegiatan. Seringkali pekerjaan kantor maupun pekerjaan rumah menjadi waktu yang tidak efektif jika kita tidak berhati-hati. Jika memungkinkan, serahkan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh orang lain, sehingga Anda lebih memiliki waktu untuk belajar. Cara ini sama dengan cara
Strategi Belajar CERDAS
13
pendelegasian wewenang di tempat kerja. Dengan demikian,
energi Anda dapat dialihkan pada belajar sebagai prioritas.
Waktu belajar. Hindari pemborosan waktu pada saat belajar.
Atur sistem filing belajar Anda. Misalnya, rangkum modul
yang sudah dibaca, sehingga tidak harus
berulang-ulang membaca. Ini berarti
setiap kali membaca modul, langsung
rangkum atau susun kata/informasi
kunci. Anda juga dapat bekerja sama
dengan teman untuk membagi tugas
merangkum modul, kemudian saling menerangkan. Cara ini
dapat lebih efektif bagi mereka yang mudah menangkap materi
dari hasil diskusi dengan teman. Anda akan mengingat saatsaat
diskusi pada saat materi tersebut muncul di ujian.
Prinsip utama lainnya dari pengelolaan waktu yang efektif
adalah menentukan “deadline” atau batasan waktu. Jika tidak ada
batasan waktu, Anda mungkin tidak menyadari bahwa waktu
belajar Anda sudah habis dan masa ujian segera datang. Batasan
waktu juga merupakan cara agar kita termotivasi untuk meraih
target belajar yang telah dibuat. Selain itu, batasan waktu juga
melatih kita untuk dapat memperkirakan pencapaian suatu target
dalam pekerjaan. Oleh karena itu, batasan waktu diperlukan. Anda
harus mengetahui tanggal-tanggal penting dan menentukan batas
waktu untuk belajar.
14
EFEKTIF dalam belajar berarti:
Terampil dalam mengelola
waktu untuk belajar,
keluarga, bekerja, kegiatan
sosial dan bersantai.
Waspada terhadap
pemborosan waktu.
Menentukan batasan waktu
dari pencapaian target belajar.
Memiliki fleksibilitas
dan disiplin diri.
Strategi Belajar CERDAS
15
3
Huruf R untuk REALISTIS
Strategi CERDAS berikutnya adalah membuat perencanaan
belajar yang realistis. Hal ini berarti Anda harus mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri Anda. Anda harus mengetahui
kegiatan Anda selama ini, Anda tidak perlu membuat perencanaan
belajar yang berlebihan sehingga Anda sendiri tidak dapat
menjangkaunya dan menimbulkan perasaan frustrasi dalam diri
Anda.
Jika Anda kuliah sambil bekerja, maka tidak realistis jika
Anda merencanakan untuk mengambil matakuliah sebanyak 24 sks
setiap semester. Jumlah tersebut terlalu besar sehingga sulit Anda
capai. Kecuali, jika Anda memang terbiasa belajar dengan sangat
disiplin.
Untuk membuat perencanaan belajar yang realistis, Anda
perlu mengetahui bahwa tujuan belajar dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tujuan jangka panjang
dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang
merupakan tujuan yang
memotivasi dan memberi
energi bagi diri Anda. Sebagai
contoh, bayangkan diri Anda
mengenakan toga kelulusan
atau mendapat promosi jabatan
karena telah meraih
gelar kesarjanaan Anda!
Namun, tujuan tersebut tidak akan tercapai jika tidak ada
tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang
dapat dicapai pada jangka waktu yang lebih singkat. Mungkin,
tujuan jangka pendek dapat diumpamakan sebagai langkah demi
langkah menuju toga keberhasilan Anda.
16
Hal-hal yang perlu Anda pertimbangkan untuk membuat
tujuan yang realistis adalah:
 Berapa matakuliah yang lulus pada semester pertama atau
semester sebelumnya ?
 Jika lulus semua, Anda dapat menambah jumlah
matakuliah. Jika tidak banyak yang lulus, segera ulangi
matakuliah tersebut dan jangan terlalu banyak mengambil
matakuliah.
 Anda harus realistis bahwa semester awal pada umumnya
mahasiswa memerlukan penyesuaian cara belajar, sehingga
terlalu banyak mengambil matakuliah justru akan membuat
frustrasi.
Tujuan yang R E A L I S T I S akan
meningkatkan motivasi dan menggerakkan
Anda untuk mencapai tujuan akhir tanpa
frustrasi…..!!!
Strategi Belajar CERDAS
17
4
Huruf D untuk DAPAT DICAPAI
Tujuan yang Anda susun harus mempertimbangkan untuk
dapat Anda capai. Karena, jika tujuan yang ingin kita capai terlalu
tinggi, maka tujuan tersebut dapat membuat kita tidak yakin,
kemudian mempertanyakan apakah ada gunanya berusaha. Jika kita
gagal mencapai tujuan yang terlalu tinggi, maka kita dapat
menyalahkan tujuan yang kita buat dan merasa frustrasi atau stres.
Namun, tujuan belajar yang kita
targetkan juga jangan terlalu mudah dicapai,
sehingga kita cenderung meremehkan
tujuan tersebut atau tidak termotivasi
karena terlalu mudah dicapai.
Tujuan yang baik dan pas adalah
tujuan yang memiliki tingkat kesukaran
cukup sulit namun dapat Anda capai.
Tujuan dapat juga merupakan tujuan yang
tinggi, namun Anda harus mengenali diri
sendiri dan memastikan bahwa Anda sanggup mencapai tujuan
tersebut. Tujuan yang dapat Anda capai, akan memotivasi Anda.
Bayangkan jika Anda berhasil mencapai tujuan tersebut, Anda pasti
merasa senang dan bangga bukan? Perasaan berhasil mencapai
sesuatu yang cukup sulit akan membuat Anda merasa lebih yakin
bahwa Anda mampu, dan hal ini penting untuk memotivasi diri
Anda menuju langkah belajar selanjutnya.
18
Mampu mencapai tujuan yang cukup sulit memberikan perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri dan bangga, yang akan meningkatkan motivasi belajar Anda…..!!!
Strategi Belajar CERDAS
19
5
Huruf A untuk AKURAT
Tujuan jangka pendek yang Anda buat harus akurat atau
dapat diukur. Tujuan yang akurat membuat Anda tahu sampai
seberapa jauh Anda sudah mencapai sasaran yang direncanakan
sebelumnya.
Untuk dapat membuat
tujuan yang akurat,
maka Anda perlu mengetahui
beban studi per matakuliah.
Anda perlu menghitung waktu
yang dibutuhkan untuk
memahami modul, menghitung
jumlah minggu yang tersedia
dalam satu semester,
menentukan jumlah jam belajar
per matakuliah per minggu,
dan kemudian membuat jadwal kegiatan belajar mingguan dan
harian.
Pada awalnya memang sulit untuk membuat tujuan yang
akurat. Tapi setelah Anda melakukannya, maka berikutnya akan
menjadi lebih mudah.
Membuat tujuan yang akurat dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Carilah cara yang paling pas untuk diri Anda. Sebagai
contoh, untuk memperkirakan beban studi per matakuliah dapat
dilakukan dengan beberapa alternatif:
 Alternatif 1: berdasarkan kecepatan membaca dan memahami
modul.
 Alternatif 2: berdasarkan jumlah halaman dalam modul.
 Alternatif 3: berdasarkan jumlah pokok bahasan dalam
modul.
20
Contoh 1: Tujuan berikut ini disusun berdasarkan jumlah modul.
Beban studi/ minggu
Bulan Minggu Mata Kuliah A Mata Kuliah B
Agustus 1 modul 1
2 modul 2 modul 1
3 modul 2
4 modul 3
September 1 modul 3
2 modul 4 modul 4
3 modul 5 modul 5
4 modul 6
Oktober 1 modul 6
2 modul 7 modul 7
3 modul 8 modul 8
4 modul 9 modul 9
Nopember U j i a n
Contoh 2:
Tujuan dapat pula disusun
berdasarkan variasi alternatif 1 dan
2. Anda perlu menentukan kapan
modul harus sudah dapat dipahami.
Jika kecepatan membaca Anda ratarata
per hari sekitar 15 halaman,
maka waktu yang spesifik dan
akurat adalah: hari Senin tanggal 12
Juli halaman 1-15, Selasa 13 Juli
halaman 16-30 atau masing-masing
sekitar satu kegiatan belajar.
Bila makin lama makin terlatih untuk membaca cepat, maka
target belajar bisa ditambah. Misalnya, 20 halaman per hari,
sehingga diperoleh 100 halaman per minggu. Contoh ini bila Anda
mengevaluasi belajar seminggu sekali dan menghitung satu minggu
sebagai 5 hari kerja.
Strategi Belajar CERDAS
21
6
Huruf S untuk SPESIFIK
Tujuan belajar yang Anda buat
sebaiknya spesifik. Sebagai contoh, membaca 4 modul dalam satu
semester bukanlah tujuan yang spesifik. Contoh tujuan yang
spesifik adalah membaca Kegiatan Belajar 1 modul Pengantar
Administrasi Negara pada minggu pertama. Perhatikan, bahwa
modul yang menjadi target belajar dinyatakan secara spesifik.
Jumlah halaman atau target yang akan dipelajari juga dinyatakan
secara spesifik. Tujuan yang spesifik akan membantu Anda untuk
dapat langsung melakukan aktivitas tanpa menduga-duga, atau
tanpa bertanya-tanya “ Apa ya, yang harus saya kerjakan”. Ingat,
yang penting bukanlah berapa lama Anda belajar, tetapi berapa
banyak target materi belajar dapat Anda kuasai.
Tujuan spesifik yang merupakan tujuan jangka pendek juga
akan membantu Anda untuk mengetahui bahwa tujuan ini telah
dapat Anda capai atau belum.
Seringkali terjadi, seorang mahasiswa hanya mentargetkan
untuk mendapat nilai A, tetapi ia tidak menyerahkan Tugas Mandiri,
tidak membaca dan merangkum modul dengan baik, bahkan
tidak sempat membaca seluruh modul. Hal ini terjadi karena
mahasiswa tersebut menggampangkan
perencanaan belajar yang spesifik. Ia
kurang mempertimbangkan bahwa untuk
mencapai tujuan akhir, banyak langkah
yang harus ditempuh dan langkah-langkah
tersebut harus diuraikan menjadi tujuan
yang spesifik.
22
Tujuan yang SPESIFIK akan membuat
target belajar menjadi akurat, dapat
diukur dan menghemat waktu.
Strategi Belajar CERDAS
23
7
CONTOH Yang CERDAS
Agar Anda lebih memahami pembahasan tentang bagaimana menyusun target belajar yang CERDAS, berikut ini adalah contoh rencana belajar dengan menggunakan strategi belajar CERDAS. Anda dapat menyusun target belajar seperti contoh, namun juga dapat memodifikasi atau bahkan membuat cara baru penyusunan target belajar yang sesuai dengan diri Anda. Anda bebas mewujudkan kreativitas Anda…….!
RENCANA BELAJAR
Tujuan Utama/ Jangka Panjang : memperoleh gelar sarjana dalam waktu 5 tahun
Tujuan Jangka Menengah: Lulus 4 matakuliah semester ini (karena sambil bekerja) Target: jika dapat 3 nilai B atau 2 nilai A, maka bisa ambil sks lebih banyak pada semester berikutnya.
1. Cari informasi matakuliah yang ada tutorialnya: tutorial tatap muka, tutorial melalui radio, tutorial online, dll.
2. Cari informasi Kelompok Belajar Mahasis-wa (KBM).
3. Cari informasi teman yang mengambil matakuliah sama (untuk saling memotivasi).
4. Buat jadwal belajar (lihat lembar jadwal belajar)
Realistis dan dapat dicapai, tidak banyak matakuliah karena bekerja
Cerdik, mencari berbagai cara memudahkan belajar
Realistis, untuk memotivasi
Beri tanda jika target telah dilakukan
24
Jadwal Belajar Tahun 2004
Kegiatan
Bulan
1
2
3
4 5
6
7
8
9
10 11
12
Semester I
Pengumuman hasil ujian
x
Batas akhir registrasi
x
Mulai tutorial
x
Waktu untuk belajar (1)
x
x
Waktu untuk belajar (2)
x
x
x
Waktu untuk belajar (3)
x
x
x
x
Ujian
x
Semester II
Pengumuman hasil ujian
x
Batas akhir registrasi
x
Mulai tutorial
x
Waktu untuk belajar (1)
x
x
Waktu untuk belajar (2)
x
x
x
Waktu untuk belajar (3)
x
x
x
x
Ujian
x
Contoh (1), (2), (3) di atas, menunjukkan bahwa waktu untuk belajar bervariasi tergantung rencana belajar Anda. Alternatif (1), Anda dapat memutuskan waktu untuk mulai belajar setelah penutupan registrasi. Namun, dengan keputusan tersebut berarti Anda hanya memiliki waktu belajar selama 2 (dua) bulan sebelum masa ujian tiba.
Alternatif (2) adalah memulai belajar langsung setelah pengu-muman hasil ujian. Ini berarti Anda memiliki waktu belajar yang lebih panjang, yaitu sekitar tiga bulan sebelum ujian. Alternatif (3) adalah memulai belajar walaupun hasil ujian belum keluar. Alternatif ini akan membuat Anda memiliki waktu belajar yang relatif lebih panjang dibandingkan kedua alternatif yang sebelumnya.
Strategi Belajar CERDAS
25
Pemilihan alternatif waktu belajar perlu disesuaikan dengan kegiatan Anda sehari-hari. Jika Anda bekerja dengan waktu bekerja yang padat, maka memulai belajar jauh sebelumnya akan lebih baik. Namun, jika merasa mampu belajar dalam waktu 2 bulan, maka tentu saja Anda dapat mengambil alternatif pertama. Cobalah realistis dalam menentukan waktu belajar dalam satu semester. Jadwal belajar seperti pada contoh dapat digunakan sepanjang tahun. Namun, jadwal tersebut belum lengkap.
Jika Anda telah memutuskan jumlah waktu belajar yang dibutuhkan (apakah alternatif 1, 2 atau 3), maka langkah selanjutnya adalah membuat jadwal belajar yang lebih spesifik dan akurat seperti pada halaman 20. Jadwal belajar tersebut adalah jadwal per bulan. Jadwal belajar dapat selalu diperbarui dan disesuaikan dengan kegiatan Anda. Berikut ini adalah contoh jadwal belajar yang di buat per minggu.
Matakuliah Matakuliah A Matakuliah B
Senin/ 12 juli
Pagi
2Kegiatan Belajar
Siang
Malam
2Kegiatan Belajar
Selasa/ 13 Juli
Pagi
3Kegiatan Belajar
Siang
Malam
Rabu/ 14 Juli
Pagi
Siang
Malam
2Kegiatan Belajar
Kamis/ 15 Juli
Pagi
Siang
Malam
4Kegiatan Belajar
Dst
Efektif karena menunjukkan deadlines, sekaligus akurat karena pada tanggal tersebut dapat diketahui target dapat dicapai atau tidak.
spesifik, karena menun-jukkan nama mata kuliah
Akurat, karena menunjukkan jumlah ke-giatan yang menjadi target belajar
26
Monitor dan Evaluasi Kegiatan Belajar
Ingat untuk selalu memonitor dan mengevaluasi pencapaian
target belajar Anda. Sebaiknya, Anda membuat “kontrak” dengan
diri Anda sendiri. Beri sanksi pada diri Anda jika target 1 minggu
(mingguan) tidak berhasil Anda capai, misalnya tidak menonton
acara televisi kegemaran Anda. Sebaliknya, beri penghargaan pada
diri sendiri setiap kali Anda mampu mencapai target, misalnya
dengan cara memberi bintang pada jadwal belajar Anda, seperti
pada contoh berikut. Dapat juga dilakukan dalam bentuk lain
seperti yang telah dibahas pada bagian awal buku ini.
Memonitor dan mengevaluasi perencanaan belajar yang telah
Anda buat sebelumnya akan membantu Anda untuk menjadi lebih
CERDAS dalam membuat perencanaan berikutnya. The more you
do it, the more you become smart!
Matakuliah Matakuliah A Matakuliah B
Senin/
12 juli
Pagi
4Kegiatan Belajar
Siang
Malam
2Kegiatan Belajar
Selasa/
13 Juli
Pagi
3Kegiatan Belajar
Siang
Malam
3Kegiatan Belajar
Rabu/
14 Juli
Pagi
Siang
Malam
2Kegiatan Belajar
Dst
Mengalihkan
target yang
tidak tercapai
ke waktu yang
lain.
Strategi Belajar CERDAS
27
Keterangan:
Menunjukkan bahwa Anda berhasil mencapai
target belajar Anda
Menunjukkan pengalihan target belajar. Pengalihan
target pada contoh di atas hanya merupakan
salah satu dari berbagai alternatif. Anda
dapat mencari alternatif lain yang lebih kreatif.
Misalnya, Anda sudah merencanakan belajar
malam hari, ternyata ada waktu luang di
tempat kerja yang dapat digunakan untuk
membaca modul. Alternatif ini menunjukkan
bahwa Anda mampu mencari waktu yang
Efektif (ingat bab tentang Efektif), untuk
mencapai target belajar Anda.
28
8
CATATAN Dan TUGAS
Ingat, bahwa pencapaian target
yang spesifik dan akurat akan membuat
Anda lebih mudah mengetahui sampai seberapa jauh Anda sudah
dapat mencapai target belajar. Dan…. hal tersebut akan memotivasi
diri Anda.
Ingat, bahwa mudah mengetahui sampai dimana target
belajar dicapai, akan dapat menyimpan energi Anda. Nampaknya
memang mengkira-kira adalah hal yang sederhana, tapi cara
tersebut membuat berkurangnya energi yang dapat dipergunakan
untuk hal lain dan membuat kegiatan Anda lebih efisien.
Ingat, jangka waktu yang terlalu panjang membuat Anda
tidak termotivasi untuk belajar. Berbagai alasan dapat tidak melatih
diri Anda dalam mengatur waktu, seperti lupa bahwa Anda punya
target belajar, meremehkan dan mengganti kegiatan membaca
modul dengan kegiatan lain, menunda waktu untuk membaca modul
dengan mengatakan ….. “ ah nanti saja” atau …..” ah nanti sekalian
saja digabung”, …” belajar semalam saja…”.
Ingat untuk merangkum atau membuat catatan penting setiap
kali membaca. Cara ini membuat Anda tidak harus membaca modul
berulang-ulang karena lupa. Cara ini merupakan cara CERDIK
untuk menghemat energi dalam belajar.
TUGAS !
1. Buatlah rencana mingguan yang CERDAS sesuai dengan diri
Anda.
2. Tentukan bentuk penghargaan jika Anda berhasil mencapai
target, dan sanksi jika Anda tidak berhasil mencapai target
belajar Anda.
Strategi Belajar CERDAS
29
9
Catatan Penutup
Anda dapat melihat bukan, bahwa banyak hal yang perlu
dipertimbangkan untuk dapat belajar dengan efektif. Mungkin
kemudian Anda akan berpikir…. “wah repot amat?!”.
Memang…. pada awalnya nampak sulit, namun setelah Anda
melalui tahap awal, Anda kemudian akan menemukan bahwa
segalanya menjadi lebih mudah. Percayalah!
Seperti juga yang telah dibahas di awal buku ini,
langkah-langkah pada strategi belajar CERDAS merupakan
latihan bagi Anda untuk menjadi manajer atau pemimpin di
masa mendatang. Selanjutnya…. Anda akan menemukan diri
Anda terbiasa menjadi orang yang CERDAS!
30
Menjadi cerdas berarti CERDAS dalam mengelola belajar Anda, yaitu:
Selamat Belajar
Penulis dan desain ilustrasi : Tri Darmayanti
Cerdik dalam mengenali lingkungan belajar,
Cerdik dalam menyusun target belajar yang ………
Efektif
Realistis
Dapat dicapai
Akurat
Spesifik
Cerdik memonitor pelaksanaan belajar, dan
Cerdik mengevaluasi belajar Anda.

Sejarah Bahasa Arab

Posted: Januari 15, 2011 in Bahasa Arab

Asal Muasal bahasa Arab تاريخ فى اللغة العربية

Pembahasan sejarah bahasa arab merupakan pemikiran yang sangat rumit dan panjang untuk ditelusuri. Dengan berbagai bentuk teori dan perbandingan dengan penemuan script kuno dan lain sebagainya, sampailah para pencinta bahasa arab kepada ketidak-adanya kesepakatan yang baik antara satu pendapat dengan pendapat lainnya.

Masing-masing berdalih dan berdalil dengan kuat sehingga tidaklah jelas hingga saat ini manakah diantara beragam teori yang ada tersebut merupakan satu kebenaran atau yang paling mendekati kebenaran yang bisa diterima oleh pihak lain, atau paling tidak oleh ummat islam sendiri yang pada dasarnya merupakan pengembang dan penyebar bahasa ini. Dalam artikel ini langsung saja akan diuraikan secara ringkas mengenai beberapa pendapat yang banyak beredar dan utama dikalangan ahli bahasa, ilmuwan, arkeologi, ahli sejarah, dan kalangan umum.

Diantara pendapat mengenai perkembangan bahasa arab yang paling global adalah:

  1. Pendapat yang menyatakan bahwa bahasa Arab telah ada semenjak zaman Adam, sehingga perintis tulisan Arab dan pola kalimat bahasa Arab adalah Adam. Pendapat ini merupakan pendapat yang paling klasik dan merupakan interpretasi secara langsung dari Alquran surah Albaqarah 31, و علّم آدم الأسماء كلها yang artinya kuranglebih sbb: “Allah telah mengajari Adam pengetahuan tentang segala nama”. Dari dalil ini, mereka yang berpendapat bahwa nama-nama benda dan berbagai hal atau sifat di dunia ini telah diajarkan oleh Allah kepada Adam dalam bahasa Arab. Bahkan pengikut pendapat ini yang lebih tegas menyatakan bahwa huruf Arab telah dikuasai oleh Adam tanpa belajar dan langsung dari Allah seketika, atau disebut sebagai sebuah mukjizat atau paling tidak sebagai karunia (nadzariyah at tauqif).
  2. Pendapat dari ahli-ahli tulisan kaligrafi mengenai bahasa Arab menyatakan bahwa bahasa ini memang ada semenjak zaman Adam, jadi merupakan bahasa pertama yang diciptakan manusia dan kemudian berkembang menjadi berbagai bahasa baru. Baik bahasa utamanya maupun berbagai cabang yang tumbuh darinya tersebut pada akhirnya mengalami berbagai perubahan dan perkembangan sesuai dengan peradaban manusia. Pendapat ini juga menggunakan bukti-bukti sejarah dan sebagainya untuk mendukung teori mereka. Disebutkan bahwa dari berbagai penemuan yang ada diketahuai bahawa semenjak 4000 tahun sebelum masehi, baru ada manusia yang bisa membuat membuat abjad atau bahasa tulis (sebelumnya dianggap belum ada bahasa tulis atau memang belum diketemukan bukti tertulisnya), yaitu oleh bangsa Sumeria di Mesopotamia yang membuatnya diatas batu; selanjutnya bangsa Mesir purba dengan sistem tulisan hyeroglyph; kemudian bangsa Babilonia dan Assyria di Mesopotamia yang memakai tulisan paku atau “cuneiform” dan dipahatkan diatas batu; begitupun bangsa Phunisia, China, Romawi, dan lain sebagainya. Mereka termasuk bangsa-bangsa yang mengawali pembangunan peradaban tinggi. Sementara itu tulisan Arab masih tergolong muda karena lahir belakangan. Ada pendapat bahwa tulisan Arab Kufi merupakan turunan terakhir dari hyeroglyph setelah melewati fase tulisan Phunisia, Musnad, dan Arami hingga kemudian mencapai jenis tulisan masa sekarang. Dengan semakin berkembangnya pendapat para ahli, teori ini terbagi menjadi beberapa kelompok utama, yaitu:
    1. Teori Selatan (Himyari) yang menyatakan bahwa tulisan Arab yang ada pada saat ini diadopsi dari musnad himyari atau hameir di Yaman. Orang Yaman kuno (Himyar) pindah ke Hierah, sebuah kota dintara Nejef dan Kufah pada masa dinasti Al Mundzir keturunan Tababiah suku Yaman. Dari Hierah ini, kemudian dibawa oleh pengembara bernama Harb bin Umayyah yang belajar dari kota tersebut kemudian setelah menetap di Makah mengajarkan kepada penduduk sekitarnya. Akhirnya, suku-suku di Madinah, yaitu Auz, Khajraj, dan Tsaqif ketularan.
    2. Teori Utara (Hieri) yang menyatakan bahwa berdasar riwayat Al Baladzuri (bernama asli Ahmad bin Yahya) yang merupakan sejarawan Arab keturunan Persia yang handal dan teruji validitasnya. Dia lahir di Baghdad dan wafat pada 892M. Ia meriwayatkan dari Abbas bin Hisyam bin Saib Al Kalby dari kakeknya dari Assyarqi Al Qathani: bahwa saya Maramir bin Murrah, Aslam putra Sadarah beserta Amir bin Jadrah yang semuanya dari Boulan, dan mereka adalah anggota kaum Thayik yang mendiami daerah Buqah, yang terletak di seberang Anbar. Kaum ini menyamakan ejaan Arab dengan ejaan Suryani. Oleh penduduk Hierah kemudian ditransfer dan dibuat formula baru. Transfer tersebut dipelopori oleh Basyar bin Abdul Malik yang lebih dikenal dengan nama Al Kindi. Ditambah lagi, Al Kindi adalah saudara penguasa Daumatul Jandal yaitu Ukaidar. Al Kindi hijrah ke Hierah dan menetap beberapa waktu sehingga dari dialah penduduk Hierah (Huron) belajar tulisan Arab. Selanjutnya dia hijrah ke Makkah dan disini beberapa tokoh bangsawan Quraish minta diajari tata tulis dan ejaannya. Diantaranya adalah Sufyan bin Umayyah bin Abd Syams beserta Abu Kais bin Abd Manaf bin Zuhrah yang akhirnya bisa menulis Arab. Pada suatu ketika, Al Kindi dan Abu Kais melakukan kegiatan bisnis di Thaif ditemani pula Ghaylan bin Salmah At Tsaqafi yang juga belajar tulisan Arab pada Al Kindi. Dari waktu itulah kemudian baca tulis maju pesat di kota dagang tersebut. Dari riwayat tersebut diketahui bahwa tulisan Arab berawal dari tulisan Suryani yang transformasinya menghasilkan tulisan Anbari dan tahap selanjutnya ke tulisan Hieri dan kemudian menghasilkan khat Hejazi atau Makki.
    3. Pendapat modern dari para sejarawan islam dan pencinta kaligrafi arab memberikan sedikit gambaran lebih mendetail tentang perkembangan tulisan dan bahasa arab terutama pada beberapa abad sebelum datangnya islam. Dalam pendapat ini, hal-hal yang menjadi titik penting adalah :

1) Suku Nabti adalah suku Arab pertama yang diperkirakan menguasai daerah Arami sekaligus terpengaruh budaya Arami dalam perjalanan waktu sehingga mereka pada akhirnya menggabungkan dua bahasa sekaligus dengan akulturasi tulisan baru yang masih nampak sentuhan awal Arami. Tulisan ini disebut sebagai tulisan Nabti.

2) Dari prasasti Utrubah dismpulkan bahwa khat Nabti merupakan transformasi dari tulisan Arami (entah apakah Aram asli atau juga sudah terkontaminasi bahasa lain), dan tulisan Arab merupakan evolusi dari jenis tulisan Nabti yang terakhir. Hal ini diperkuat atau didukung oleh prasasti atau inskripsi Al Hajar Al Khomsah (Prasati Lima Batu) yang membuka sejarah tulisan Arab sebelum islam. Prasasti tersebut jika diurutkan secara sitematik tahun pembuatannya adalah inskripsi Umm Al Jimal I, Nammarah, Zabad, Huron, dan terakhir Umm Al Jimal II. Dan semua ini dinyatakan sebagai prasasti Nabti (Naqsi Nabtiyah).

a) Naqsy Umm Al Jimal I ditulis dalam dua bahasa Nabti dan Arami di kawasan Umm Al Jimal diantara Syria dan Yordan sekarang. Bertahun 250M, dianggap toggak awal lahirnya tulisan Arab.

b) Naqsy Nammarah, dikawasan Huran Syria selatan, bertahun 328M dalam tulisan Nabti dengan bahasa Adnan Kuno yang dominan di awal abad ke-4M dan berbahasa Arab, serta beberapa Arami kuno, serta adanya penggunaan Alif Lam Ta`rif yang menjadi indikator perkembangan lebih mendekati Arab baru dibanding Umm Al Jimal I.

c) Naqsy Zabad, ditemukan direruntuhan Zabad di tenggara Halep (Aleppo) antara Qinsrin dan sungai Euphrat pada sebuah batu di sebuah kanisah. Bertahun 511-512M. Memuat tiga jenis tulisan (Yunani, Suryani, dan Anbti terakhir atau yang diyakini sebagai jenis tulisan Arab kuno). Tulisannya menyerupai jenis khat kufi islami.

d) Naqsy Harran, diatas pintu kanisah di Alluja, Harran, utara gunung Hurran, dalam bahasa Yunani dan Arab. Banyak kemiripan dengan khat naskhi kuno pada awal islam. Bertahun 463 N (463 kalender Nabti) pada masa kaisar Romawi Tiryanus dengan Gubernur Syria-Romawi “Balma” yang mengalahkan kerajaan Anbath pada tahun 102M dan menamainya sebagai distri Arab. Jadi 102 +463 = 569M, terpaut kira-kira 53 tahun sebelum hijrah.

e) Naqsy Umm Al Jimal II pada abad ke-6M, merupakan nash arab kuno yang paling muda yang diketemukan. Inskripsi ini begitu dekat dengan bahasa Arab Al Qur`an, jauh dari corak Nabti dari segi lingual maupun tulisannya.

3) Jadi, disini para ahli berpendapat bahwa cikal bakal tulisan Arab adalah khat Nabti yang kemudian menyebar ke Hejaz dengan proses perpindahan yang diperkirakan sama dengan tahun-tahun pembuatan lima prasasti batu utama tersebut. Selain itu dari sana diperoleh gambaran pula adanya proses evolutif dari Nabti murni kemudian setelah bebeapa tahap menjadi tulisan Arab yang sama dengan tulisan yang dipakai menyalin Al Qur`an. Sedangkan perjalanannya, diperkirakan dengan memakai dua jalur utama, yaitu:

a) Jalur I, berputar dari Hurran utara Damaskus menyusur ke selatan sampai lembah Euphrat bagian tengah kemudian sampai ke kota Hierah dan Anbar yang selanjutnya menembus daerah Daumatul Jandal lalu sampai ke Makkah dan Thaif.

b) Jalur II, bermula dari Diyar Nabti lalu ke Batra (orang Yunani menyebutnya Petra) di Yordan, lalu ke Ula yang sebelumnya bernama Didan dan merupakan daerah subur yang sering didatangi orang di utara Hejaz, lalu sampai ke Makkah dan Madinah.

  1. Pendapat modern secara internasional:

Dalam pembahasan pada bagian ini dapat diperoleh digambarkan lebih jelas dan mendetail, bahkan semenjak ribuan tahun sebelum masehi, dengan berbagai cabang bahasa baru, dan yang jelas pembahasannya lebih kompleks daripada sebelumnya.

Menurut teori dan pendapat para ahli modern, bahasa di dunia ini pada awalnya adalah berasal dari daerah asal manusia pertama menetap, yaitu sekitar Afrika dan Asia. Dan bahasa yang lahir dari sumber ini dikemudian hari mencapai ratusan bentuk bahasa baru yang dipakai oleh sebagian besar penduduk dunia. Bahasa ini oleh para ahli dinamakan Afro-Asiatic, Afrasian, Hamito-Semitic, Lisramic, atau Erythraean, memperanakkan sekitar 400 jenis bahasa yang diantaranya memang telah punah, namun tetap saja merupakan kelompok bahasa yang paling banyak dipakai oleh penduduk bumi, yaitu dipakai di hampir seluruh Afrika, dan separuh Asia, terutama disebelah Asia selatan dan barat, serta sebagian Eropa.

Sub kelompok utama dari bahasa ini adalah:

  • · Berber
  • · Chadic
  • · Egyptian
  • · Semitic
  • · Cushitic
  • · Beja (ada yang memasukkannya ke dalam Cushitic)
  • · Omotic (ada yang memasukkannya ke dalam Cushitic)

Mengenai tempat masyarakat awal yang memakai bahasa Afro-Asiatic ini menetap, belum ada kesepakatan yang jelas antara para ahli, namun sebagian besar memperkirakan di Afrika utara, di dekat laut merah, dan di sahara.

Keterkaitan setiap sub-bahasa ini diperlihatkan oleh para ahli sebagai berikut:

  • · b-n- “build” (Ehret: *bĭn), attested in Chadic, Semitic (*bny), Cushitic (*mĭn/*măn “house”), Berber (*bn) and Omotic (Dime bin- “build, create”);
  • · m-t “die” (Ehret: *maaw), attested in Chadic (for example, Hausa mutu), Egyptian (mwt *muwt, mt, Coptic mu), Berber (mmet, pr. yemmut), Semitic (*mwt), and Cushitic (Proto-Somali *umaaw/*-am-w(t)- “die”). (Also similar to the Proto-Indo-European base *mor-/mr-. “die”, evidence in favor of both the Afro-Asiatic and Indo-European language families’ classification in the hypothetical Nostratic superfamily.)
  • · s-n “know”, attested in Chadic, Berber, and Egyptian;
  • · l-s “tongue” (Ehret: *lis’ “to lick”), attested in Semitic (*lasaan/lisaan), Egyptian (ns *ls, Coptic las), Berber (ils), Chadic (for example, Hausa harshe), and possibly Omotic (Dime lits’- “lick”);
  • · s-m “name” (Ehret: *sŭm / *sĭm), attested in Semitic (*sm), Berber (ism), Chadic (for example, Hausa suna), Cushitic, and Omotic (though some see the Berber form, ism, and the Omotic form, sunts, as Semitic loanwords.) The Egyptian smi “report, announce” offers another possible cognate.
  • · d-m “blood” (Ehret: *dîm / *dâm), attested in Berber (idammen), Semitic (*dam), Chadic, and arguably Omotic. Compare Cushitic *dîm/*dâm, “red”.

Dalam tatana pola kalimat kerjanya, Semitic, Berber, and Cushitic (termasuk Beja) semuanya membuktikan adanya pemakaian “prefix conjugation”:

English Arabic (Semitic) Kabyle (Berber) Saho (Cushitic) Beja (verb is “arrive”)
he dies yamuutu yemmut yagdifé iktim
she dies tamuutu temmut yagdifé tiktim
they (m.) die yamuutuuna mmuten yagdifín iktimna
you (m. sg.) die tamuutu temmute tagdifé tiktima
you (m. pl.) die tamuutuuna temmutem tagdifín tiktimna
I die ˀamuutu mmuteγ agdifé aktim
we die namuutu nemmut nagdifé niktim

Semua sub-kelompok dari Afro-Asiatic menunjukkan bukti adanya pemakaian “causative affix s”, dan bahkan imbuhan yang agak mirip ditemukan dalam kelompok lain, seperti bahasa-bahasa Niger-Congo. Sementara itu, Semitic, Berber, Cushitic (termasuk Beja), and Chadic mendukung pemakaiaan “possessive pronoun suffixes”.

Berdasar kepada asal awal bahasa Shemit, bahasa cabangnya banyak memiliki kesamaan bunyi kata dan arti. Contoh:

English Proto-Semitic Akkadian Arabic Hebrew Syriac Ge’ez Mehri Phoenician
father *ʼab- ab- ʼab- ʼāḇ ʼab-ā ʼab ḥa-yb ab-
heart *lib(a)b- libb- lubb- lēḇ(āḇ) lebb-ā libb ḥa-wbēb lib
house bayt- bītu, bētu bayt- báyiṯ, bêṯ bayt-ā bet beyt, bêt bet
peace *šalām- šalām- salām- šālôm šlām-ā salām səlōm salem
tongue *lišān-/*lašān- lišān- lisān- lāšôn leššān-ā lissān əwšēn lshen
water *may-/*māy- māʼ- máyim mayy-ā māy ḥə-mō maym

Kadangkala ada juga makna yang berbeda dari setiap akar bahasa Shemit dari satu cabang dengan cabang lainnya. Sebagai contohnya, akar kata b-y- dalam bahasa Arab mempunyai arti “putih” dan juga “telur”, sedangkan di Malta bajda berarti “putih” (f. sing./satu) dan juga “telur”, kemudian dalam Hebrew hanya berarti “telur”. Akar kata l-b-n berarti “susu” dalam bahasa Arab, tetapi berarti “putih” dalam Hebrew. Akar kata l--m berarti “daging” dalam bahasa Arab dan kata laħam berarti “daging” dalam bahasa Malta, namun berarti “roti” dalam Hebrew dan “sapi” dalam bahasa-bahasa Ethiopia; Sedangkan arti awalnya kemungkinan adalah “makanan”. Kata medina berarti “kota” dalam Arab, dan “metropolis” dalam Amharic, sedangkan Hebrew berarti “negara”.

Semua bahasa-bahsa Shemit memiliki pola yang unik yang disebut “triliteral” yang biasanya terdiri dari tiga konsonan, mulai dari kata benda, kata bantu, dan kata kerja yang terbentuk dengan sisipan huruf hidup dalam bentuk prefix, suffixes, maupun infixes.

Sebagai contoh, akar kata k-t-b (diartikan dengan bahasa Inggris agar lebih ringkas), “menulis”, dalam bahasa Arab:

kataba كتب means “he wrote”

kutiba كتب means “it was written” masculine

kutibat كتبت means “it was written” feminine

kibun كتاب means “book”

kutubun كتب means “books”

kutayyibun كتيب means “booklet” dimunitive

kibatun كتابة means “writing”

tibun كاتب means “writer” masculine

tibatun كاتبة means “writer” feminine

kutbun كتاب means “writers”

katabatun كتبة means “writers”

maktabun مكتب means “desk”

maktabatun مكتبة means “library”

maktūbun مكتوب means “written” or “postal letter”

Sedangkan dalam bahasa Hebrew (k-t-):

katati כתבתי means “I wrote”

katata כתבת means “you (m) wrote”

katat כתבת means “you (f) wrote”

kata כתב means “he wrote” or “reporter” (m)

kata כתבה means “she wrote”

katanu כתבנו means “we wrote”

katatem (modern informal)/ktaḇtem (traditional) כתבתם means “you (plural m) wrote”

kataten (modern informal)/ktaḇten כתבתן means “you (plural f) wrote”

katu כתבו means “they wrote”

kateet כתבת means “reporter” (f)

kataa כתבה means “article” (plural katavot כתבות)

mita מכתב means “postal letter” (plural mitavim מכתבים)

mitaa מכתבה means “writing desk” (plural mitavot מכתבות)

ktoet כתובת means “address” (plural ktoot כתובות)

kta כתב means “handwriting”

katu כתוב means “written” (f ktua כתובה)

hiti הכתיב means “he dictated” (f hitia הכתיבה)

hitkate התכתב means “he corresponded (f hitkata התכתבה)

nita נכתב means “it was written” (m)

nitea נכתבה means “it was written” (f)

kti כתיב means “spelling” (m)

tati תכתיב means “prescript” (m)

meuta מכותב means “a person on one’s mailing list” (meuteet מכותבת f)

ktuba (note: b, not ) כתובה means “ketubah (a Jewish marriage contract)” (f)

Di dalam bahasa Malta:

jien ktibt means “I wrote”

inti ktibt means “you wrote” (m or f)

huwa kiteb means “he wrote”

hi kitbet means “she wrote”

aħna ktibna means “we wrote”

intkom ktibtu means “you (pl) wrote

huma kitbu means “they wrote”

huwa miktub means “it is written”

kittieb means “writer”

kittieba means “writers”

ktieb means “book”

kotba means “books”

Akar kata ini di dalam Tigrinya dan Amharic hanya bertahan dalam kata benda kitab, yang berarti “amulet”, dan kata kerjanya “to vaccinate”. Kata kerja di dalam bahasa Afro-Asiatic yang lain menunjukkan pola yang lebih berbeda, dengan lebih banyak menggunakan pola biconsonantal; contohnya dalam bahasa Kabyle afeg berarti “terbanglah!”, sedangkan affug berarti “penerbangan”, dan yufeg berarti “dia laki-laki telah terbang” (ini bisa dibandingkan dengan Hebrew uf, te’ufah dan af).

Sedangkan perkembangan huruf-huruf Shemit antara lain sebagai berikut:

Diantara sub-kelompok bahasa Afro-Asiatic, bahasa yang dikemudian hari diperkirakan memperanakkan bahasa Arab dan beberapa saudaranya adalah sub-kelompok Shemit. Sub-kelompok bahasa ini dipakai kira-kira hingga 400 juta sebagai bahasa induk dan hampir dua kali lipatnya untuk bahasa kedua diseluruh penjuru dunia.

Sedangkan cabang bahasanya yang paling banyak dipakai pada saat ini adalah bahasa Arab (250 juta pemakai sehari-hari, atau total 400 juta jika ditambah pemakai sebagai bahasa kedua), diikuti oleh bahasa Amhari (30 juta pemakai sehari-hari), Tigrinya (9 juta total pemakai), Hebrew (6 juta pemakai sehari-hari), dan banyak bahasa lainnya. Kata-kata Shemit sendiri diambil dari Shem nama anak Noah (dalam bahasa alkitab yahudi maupun nasrani). Shem (שֵׁם “renown; prosperity; name”, dalam Standard Hebrew Šem, Tiberian Hebrew Šēm; Yunani Σημ, Sēm; Arab سام). Sub-kelompok bahasa Shemit merupakan yang pertama memiliki formasi bahasa tulis, yaitu tulisan dalam bahasa Akkadian pada awal millenium ke-3 sebelum masehi.

Abad ke-14 BC “diplomatic letter” dalam Akkadian,

ditemukan di Tell Amarna.

Seperti telah diketahui bersama bahwa sub-kelompok Shemit merupakan anggota kelompok bahasa Afro-Asiatic yang sub-kelompok lainnya (selain Shemit) merupakan bahasa yang menetap di Afrika. Sedangkan Shemit atau Proto-Shemit datang dari Afrika ke Asia, terutama Timur Tengah semenjak masa Neolitik. Namun, beberapa ilmuwan menyatakan sebaliknya, yaitu bahasa Afro-Asiatic datang dari daerah Timur Tengah dan sub-kelompok selain Shemit mengungsi atau membentuk cabang baru di Afrika. Nmaun, dengan mengesampingkan itu semua, yang jelas bahasa Shemit ini diperkirakan telah ada di Timur Tengah semenjak millenium ke-4 sebelum masehi dan kemudian berkembang masuk ke kebudayaan Mesopotamia atau membentuk kebudayaan Mesopotamia dengan bahasa Akkadia dan Amorit ke arah barat dan mencapai daerah seperti Ebla di Syria sekarang.

Pada awal millenium ke-2, bahasa-bahasa Shemit Timur mendominasi di Mesopotamia, sedangkan bahasa-bahasa Shemit Barat menempati wilayah Syria hingga Yaman, meskipun dikemudian hari muncul bahasa Arab kuno di sebelah selatan yang bukan dari Shemit Barat tapi diperkirakan dari Shemit Selatan. Bahasa Akkadia pada saat awal millenium baru itu menjadi bahasa utama dengan pemakaian tulisan paku atau “cuneiform” yang diadaptasi dari bahasa Summeria, sedangkan bahasa Ebla punah bersama hancurnya kota utamanya, dan Amorit hanya diketemukan penyebutannya dalam tulisan-tulisan saja.

Perkembangan bahasa-bahasa Shemit selanjutnya memberikan bentuk baru, yaitu penciptaan alphabet. Bahasa Proto-Canaan yang merupakan cabang dari Shemit Barat, pada 1500 sebelum masehi menciptakan huruf, kemudian diikuti oleh Ugarit di utara Syria kira-kira 1300 sebelum masehi, juga Arami yang berada di Syria, serta Akkadia yang juga semakin berkembang dengan terpecah menjadi dua dialek utama, yaitu dialek Babylonia dan dialek Assyria.

Pada abad ke-1 sebelum masehi, pemakaian huruf semakin berkembang, memberikan gambaran jelas kepada para ahli tidak saja mengenai Canaan, tetapi juga Arami, bahasa Arab Selatan kuno, dan Ge`ez awal. Koloni-koloni Phunisia menyebarkan bahasa Canaan meliputi Mediteranian, dengan Hebrew menjadi bahasa utama dalam literatur keagamaan yaitu kitab Torah dan Tanakh. Namun, bagaimanapun juga dengan adanya perluasaan kekuasaan bangsa Assyria, bahasa Arami menjadi bahasa utama dan menyingkirkan bahasa Akkadia, Hebrew, Phunisia, dan beberapa bahasa lainnya (Hebrew bertahan karena dipakai dalam literatur keagamaan). Dalam masa yang sama di Ethiopia mulai berkembang tulisan Ge`ez yang menjadi tulisan pertama Shemit di Ethiopia.

Naskah abad ke-9 BC Syriac.

Memasuki babak baru dengan lahirnya agama kristen, literatur keagamaan berganti dengan Syriac hingga abad ke-5M. Namun, dengan adanya perkembangan islam, Arami berubah dan bertansformasi bersama bahasa Arab kuno dan kebudayaan baru menjadi bahasa Arab yang pada generasi-generasi islam selanjutnya menjadi bahasa utama mulai dari Spanyol hingga Asia Tengah, Mediterania, dan juga Afrika. Dengan keistimewaan sebagai bahasa literatur keagamaan dan dukungan dari kekhalifahan, maka berkembanglah tulisan Arab yang mendominasi bahasa sehari-hari diberbagai belahan dunia dan dengan berbagai jenis khat dan variannya yang terpengaruh oleh budaya yang telah ada di setiap wilayah baru tersebut sebelumnya. Setelah kejatuhan kerajaan Nubia di Dongola pada abad ke-14M, bahasa Arab berkembang pesat di Mesir Selatan, beberapa waktu kemudian qabilah Bani Hassan membawanya ke Mauritania. Bahkan bahasa ini kemudian menapai Sudan dan Chad untuk menjadi bahasa utama penduduk setempat dengan cara damai maupun peperangan.

Sementara itu, bahasa Shemit lainnya yang telah terpecah di Ethiopia dan Eritrea dengan pengaruh yang mendominasi dari Chusitic, akhirnya menjadi beberapa bahasa baru, diantaranya adalah Amhari dan Tigrinya di Ethiopia, dan Tigre di Eritrea. Selain itu juga Gurage di selatan Ethiopia, serta Harari di kota Harar. Bahasa-bahasa ini menggantikan beberapa bahasa yang ada sebelumnya seperti bahasa Gafat (Shemit) dan juga Weyto (non-Shemit), serta mengganti Ge`ez dengan jenis baru.

Lembar halaman Qur`an abad ke-12M.

Pada saat ini, bahasa Arab dipakai oleh orang Arab, Persia, sebagian besar penduduk Mauritania hingga Oman, separuh Afrika, Asia, dan sedikit Eropa. Meskipun pada saat ini telah terjadi banyak kemunduran dalam dunia islam yang terpecah-pecah setelah kehancuran khilafah, namun dalam bentuk literatur keagamaan masih tetap terjaga. Sedangkan bahasa Shemit lainnya di Timur Tengah yang masih dipakai adalah bahasa Hebrew yang dalam bahasa lamanya disebut Hebrew (Ibri), sekarang dengan standard modern disebut Ivrit. Beberapa etnis minoritas terutama Assyria, tetap berusaha memakai bahasa Arami di sekitar pegunungan utara Iraq, sedangkan Syriac dipakai oleh orang kristen ortodox iraq dalam literatur keagamaan mereka. Benarlah pendapat yang mengatakan bahawa Shemit adalah bahasa yang paling banyak dipakai oleh penduduk dunia. Selain itu, sub-kelompok ini juga kaya dengan bahasa-bahasa baru dan istimewa, dipakai dalam berbagai jenis literatur keagamaan.

Ahli-ahli bahasa Shemit telah bertahun-tahun lamanya menganalisis berbagai data dan naskah kuno yang telah diketemukan untuk melakukan pemetaan struktur dan memahami perkembangannya sehingga pada akhirnya diperoleh pembagian atau pengklasifikasian secara lebih mendetail dan jelas. Perkembangan setiap tahunnya mengalami kemajuan yang pesat dengan semakin banyak ditemukannya naskah kuno dan berhasil dibacanya bahasa-bahasa kuno yang menjelaskan peradaban masa lalu. Pengklasifikasian oleh beberapa ahli Shemit yang dianggap paling valid adalah karya Robert Hetzron pada 1976 dan dilanjutkan oleh John Huehnergard dan Rodgers pada 1997. Klasifikasi berdasarkan kepada penelitian yang dikembangkan oleh Robert Hetzron ini merupakan hasil analisis yang paling banyak diterima oleh berbagai kalangan modern saat ini, meskipun tentu saja masih ada pula pendapat lainnya. Beberapa ahli bahasa Shemit seperti Alexander Militarev mempunyai pandangan yang berbeda (klasifikasi oleh Alexander Militarev dapat dilihat dalam box photo dengan format .jpg).

Berikut ini adalah klasifikasi Shemit atau pembagian bahasa-bahasa Shemit berdasarkan kepada hasil kerja Robert Hetzron yang telah dikembangkan dan diperbaharui hingga beberapa tahun terakhir ini:

East Semitic languages

  • Akkadian language — extinct
  • Eblaite language — extinct

West Semitic languages

Central Semitic languages

Northwest Semitic languages
  • Amorite language — extinct
  • Ugaritic language — extinct
  • Canaanite languages
    • Ammonite language — extinct
    • Moabite language — extinct
    • Edomite language — extinct
    • Hebrew languages
      • Biblical Hebrew language — extinct
      • Mishnaic Hebrew language — extinct
      • Medieval Hebrew language — extinct
      • Mizrahi Hebrew language — live descendants
      • Sephardi Hebrew language — live descendants
      • Ashkenazi Hebrew language — live descendants
      • Samaritan Hebrew language — extinct
      • Modern Hebrew — live descendants
    • Phoenician language — extinct
      • Punic — extinct
  • Aramaic languages
    • Western Aramaic languages
      • Nabataean Aramaic language — extinct
      • Western Middle Aramaic languages
        • Jewish Middle Palestinian Aramaic language — extinct
        • Samaritan Aramaic language — extinct
        • Christian Palestinian Aramaic language — extinct
      • Western Neo-Aramaic language — live descendants
    • Eastern Aramaic languages
      • Biblical Aramaic language — extinct
      • Hatran Aramaic language — extinct
      • Syriac language — live descendants
      • Jewish Middle Babylonian Aramaic language — extinct
      • Chaldean Neo-Aramaic language — live descendants
      • Assyrian Neo-Aramaic language — live descendants
      • Senaya language — live descendants
      • Koy Sanjaq Surat — live descendants
      • Hertevin language — live descendants
      • Turoyo language — live descendants
      • Mlahsô language — extinct
      • Mandaic language — live descendants
      • Judæo-Aramaic language — live descendants
Arabic languages
  • Old North Arabian (extinct)
  • Arabic language
    • Fusha (literally “eloquent”), the written language, divided by specialists into:
      • Classical Arabic — the language of the Qur’an and early Islamic Arabic literature,
      • Middle Arabic, a generic term for premodern post-classical efforts to write Classical Arabic, characterized by frequent hypercorrections and occasional lapses into more colloquial usage. Not a spoken language.
      • Modern Standard Arabic — modern literary (non-native) language used in formal media and written communication throughout the Arab World, differing from Classical Arabic mainly in numerous neologisms for concepts not found in medieval times, as well as in occasional calques on idioms from Western languages.
    • Numerous Modern Arabic spoken dialects, roughly divided by the Ethnologue into:
      • Eastern Arabic dialects
        • Arabian Peninsular dialects
          • Dhofari Arabic — Oman/Yemen
          • Hadrami Arabic — Yemen
          • Hijazi Arabic — Saudi Arabia
          • Najdi Arabic — Saudi Arabia
          • Omani Arabic
          • Sana’ani Arabic — Yemen
          • Ta’izzi-Adeni Arabic — Yemen
          • Judeo-Yemeni Arabic
        • Bedouin/Bedawi Arabic dialects
          • Eastern Egyptian Bedawi Arabic
          • Peninsular Bedawi Arabic — Arabian Peninsula
        • Central Asian dialects
          • Tajiki Arabic
          • Uzbeki Arabic
        • Egyptian Arabic — Cairo and Delta region
          • Saidi Arabic — Upper Egypt
        • Gulf dialects — includes speakers in Iran
          • Baharna Arabic — Bahrain
          • Gulf Arabic — Persian Gulf (all bordering countries)
          • Shihhi Arabic — UAE
        • Levantine Arabic dialects
          • Cypriot Maronite Arabic
          • North Levantine Spoken — Lebanon, Syria
            • Lebanese Arabic
          • South Levantine Spoken — Jordan, Palestinian Authority, West Bank, Israel
            • Palestinian Arabic
        • Iraqi Arabic — Iraq
        • North Mesopotamian Arabic — Northern Iraq, Syria
        • Judeo-Iraqi Arabic
        • Sudanese Arabic
      • Maghrebi Arabic dialects
        • Algerian Arabic
        • Saharan Arabic
        • Shuwa Arabic — Chad
        • Hassaniya Arabic — Mauritania and Saharan area
        • Libyan Arabic
        • Judeo-Tripolitanian Arabic — Libyan dialect
        • Andalusi Arabic Old Iberian Arabic — extinct
        • Siculo-Arabic — Sicily – extinct
          • Maltese language — separate language from, but ultimately derived from Arabic and member of the Arabic family of languages/dialects
        • Moroccan Arabic
        • Judeo-Moroccan Arabic
        • Tunisian Arabic
        • Judeo-Tunisian Arabic

Several Jewish dialects, typically with a number of Hebrew loanwords, are grouped together with classical Arabic written in Hebrew script under the imprecise term Judeo-Arabic.

South Semitic languages

Western South Semitic

  • Old South Arabian languages — extinct, formerly believed to be the linguistic ancestors of modern South Arabian and Ethiopian Semitic languages (for which see below)
    • Sabaean language — extinct
    • Minaean language — extinct
    • Qatabanian language — extinct
    • Hadhramautic language — extinct
  • Ethiopic languages (Ethio-Semitic, Ethiopian Semitic):
    • North
      • Ge’ez language (Ethiopic) — extinct, liturgical use in Ethiopian Orthodox and Eritrean Orthodox Churches
      • Tigrinya language – national language of Eritrea
      • Tigré language
      • Dahlik language — “newly discovered”
    • South
      • Transversal
        • Amharic-Argobba
          • Amharic language — national language of Ethiopia
          • Argobba language
        • Harari-East Gurage
          • Harari language
          • East Gurage
            • Selti language (also spelled Silt’e)
            • Zway language (also called Zay)
            • Ulbare language
            • Wolane language
            • Inneqor language
        • Outer
          • n-group:
            • Gafat language — extinct
            • Soddo language (also called Kistane)
            • Goggot language
          • tt-group:
            • Mesmes language — extinct
            • Muher language
            • West Gurage
              • Masqan language (also spelled Mesqan)
                • CPWG
                  • Central Western Gurage:
  • · Ezha language
  • · Chaha language
  • · Gura language
  • · Gumer language
  • · Gyeto language
  • · Ennemor language (also called Inor)
  • · Endegen language
                  • Peripheral Western Gurage:

Eastern South Semitic

These languages are spoken mainly by tiny minority populations on the Arabian peninsula in Yemen and Oman.

  • Bathari language
  • Harsusi language
  • Hobyot language
  • Jibbali language (also called Shehri)
  • Mehri language
  • Soqotri language — on the islands of Soqotra, Abd el Kuri and Samha (Yemen)and in the UAE.

Bahasa Arab, seperti juga bahasa-bahasa Shemit lainnya, memiliki banyak kesamaan gramatik dan huruf. Namun, kurang dari beberapa abad setelah kemunculannya, ahli grammar arab melakukan perombakan pada huruf-hurufnya, dengan alasan pengajaran mulailah dilakukan bentuk peletakan huruf yang hampir sama bentukya bersambung dengan huruf sebelumnya. Begitu pula dalam urutan huruf-hurufnya. Hal ini menciptakan arahan baru dan membedakannya dengan cara penulisan bahasa-bahasa saudaranya yang tetap menggunakan urutan gaya lama atau disebut urutan gaya Levantine ataupun urutan angka (urutan ini biasa untuk menggantikan angka).

Berikut ini adalah urutan baru bahasa Arab dan perbandingannya dengan beberapa bahasa lainnya yang tetap menggunakan urutan lama:


Demikianlah gambaran mengenai perkembangan bahasa Arab dan pembahasannya secara lebih mendetail mengenai perubahannya dari awal bahasa Shemit. Semoga berguna bagi segenap pembaca, dan tidak lupa selalu penulis tekankan, analisislah setiap wacana dengan kepala dingin dan objektifitas tinggi sehingga dapat memaksimalkan perbaikan pada pola pikir dan pengetahuan kita. Amin. (http://t724626.multiply.com/)

Oleh
Tri Darmayanti

Semua mahasiswa dapat menjadi mahasiswa biasa. Namun, tidak semua mahasiswa dapat
menjadi mahasiswa yang cerdas.Ada berbagai cara untuk menjadi mahasiswa yang cerdas.
Salah satu cara menjadi cerdas adalah dengan menggunakan prinsip belajar CERDAS.
Menjadi CERDAS berarti mampu untuk menyederhanakan berbagai hal yang nampaknya sulit
bagi orang lain.
Prinsip CERDAS membuat Anda tahu bahwa yang sulit bagi orang lain ternyata dapat
menjadi mudah dilakukan jika kita tahu kuncinya.
CERDAS merupakan singkatan dari:
C erdik menggunakan strategi belajar
E fektif dalam menggunakan waktu belajar
R ealistis dalam merencanakan belajar
D apat mencapai -> tujuan yang dibuat
A kurat dalam perencanaan belajar
1 / 3
Strategi Belajar Cerdas
S pesifik dalam menetapkan tujuan belajar
Cerdik dalam mengelola belajar:
– Cerdik dalam menyusun target belajar
– Cerdik memonitor pelaksanaan belajar
– Cerdik mengevaluasi belajar
– Cerdik dalam mengenali lingkungan belajar
– Cerdik dalam menggunakan berbagai strategi belajar
Efektif dalam belajar berarti:
berarti mampu mengelola waktu dengan terampil, sehingga berbagai kegiatan dapat
diselesaikan dengan baik
Realistis dalam belajar berarti:
– Membuat tujuan belajar jangka pendek dan jangka panjang yang Realistis.
– Tujuan yang R E A L I S T I S akan meningkatkan motivasi dan menggerakkan Anda
untuk mencapai tujuan akhir tanpa frustrasi…..!!!
Dapat mencapai tujuan yang disusun berarti:
Merupakan usaha meningkatkan motivasi, karena tujuan belajar yang cukup sulit akan
memberikan perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri dan bangga. Sedangkan tujuan
belajar yang disusun terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menurunkan motivasi bahkan
membuat frustrasi.
Akurat dalam belajar berarti:
Akurat berarti dapat diukur. Tujuan jangka pendek yang Anda buat harus akurat atau dapat
diukur. Tujuan yang akurat membuat Anda tahu sampai seberapa jauh Anda sudah mencapai
sasaran yang direncanakan sebelumnya. Misalnya: berapa kegiatan belajar yang direncanakan
akan dibaca hari ini. Contoh tersebut lebih baik daripada hanya merencanakan membaca
modul tapi tidak mentargetkan berapa banyak, sehingga tanpa disadari waktu ujian telah tiba.
2 / 3
Strategi Belajar Cerdas
Spesifik dalam belajar berarti:
Spesifik dalam menetapkan tujuan yang Anda buat. Sebagai contoh, Anda merencanakan
membaca 2 kegiatan belajar hari ini. Selain akurat, tujuan tersebut harus spesifik menunjukkan
modul apa sehingga lebih jelas. Tujuan yang spesifik akan membuat tujuan belajar yang dibuat
menjadi lebih akurat, dapat diukur dan menghemat waktu/efektif.
Catatan: Materi ini disarikan dari buku “Strategi belajar CERDAS pada pendidikan jarak jauh”
oleh Tri Darmayanti.

Metode menghafal al Qur’an

Posted: Januari 15, 2011 in al-quran

Berikut ini adalah salah satu dari metode bagi anda yang mau menghafal ayat-ayat dalam al Qur’an. Tapi yang perlu diperhatikan sebelumnya bahwa,

Obat terbesar dalam menghafal dan memahami adalah taqwa kepada Allah SWT. “Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajarimu”

Imam Syafi;i berkata, “Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, yang bernama Imam Waki’, lalu guruku berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku kemudian berkata: ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang maksiat’”.

Adapun langkah-langkah menghafal al Qur’an, sebagai berikut:
Hendaklah permulaan hafalan al Qur’an dimulai dari surat An Naas lalu al Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat al Qur’an. Cara ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya di dalam shalat baik.
Membagi hafalan menjadi dua bagian. Pertama, hafalan baru. Kedua, membaca al Qur’an ketika shalat.
Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga maghrib untuk hafalan baru.
Mengkhususkan waktu malam, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca al Qur’an di dalam shalat.
Membagi hafalan baru menjadi dua bagian: Pertama hafalan. Kedua, pengulangan. Adapun hafalan, hendaknya ditentukan waktunya setelah shalat fajar dan setelah Ashar. Sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih memfokuskan pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
Hendaklah membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam.
Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka hendaklah diulangi kadar pembagian pengelompokan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahan.
Hendaklah hafalannya persurat. Jika surat tersebut panjang, bisa dibagi menjadi beberapa ayat berdasarkan temannya. Tema-tema yang panjang juga bisa dibagi menjadi dua bagian atau lebih. atau dapat juga dikumpulkan surat-surat atau tema-tema yang pendek menjadi satu penggalan. Yang penting pembagian tersebut tidak asal-asalan, bukan berdasarkan berapa halaman atau berapa barisnya.
Tidak dibenarkan dan tidak diperbolehkan sama sekali melewati surat apapun sampai ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya. Dan setelah menghafalnya secara keseluruhan, maka hendaklah diulang-ulang beberapa kali dalam tempo lebih dari satu hari.
Apabila di tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka hendaklah dilakukan pengulangan kembali disiang hari di hari berikutnya. Dalam kondisi seperti ini, tidak dibenarkan memulai hafalan baru. Kebanyakan hal seperti ini terjadi di awal-awal hari setelah menyelesaikan hafalan baru.
Sangat dianjurkan sekali untuk memperdengarkan surat-surat yang akan digunakan dalam shalat malam kepada orang lain.
Sangat baik mendidik anggota keluarga dengan metode ini. Caranya dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkan kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh berkembang diatas al Qur’an. Dan al Qur’an bisa menjadi teman bagi mereka yang tidak bisa lepas darinya dan tidak kuasa untuk berpisah dengannya. Serta bisa menjadi lentera yang menerangi jalan kehidupan mereka.
Hendaklah memperhatikan cara membacanya. Bacaan harus tartil (perlahan) dan dengan suara yang terdengar oleh telinga. Bacaan yang tergesa-gesa walaupun dengan alasan ingin menguatkan hafalan baru adalah bentuk pelalaian terhadap tujuan membaca al Qur’an (untuk memperoleh ilmu, untuk diamalkan, untuk bermunajat kepada Allah, untuk memperoleh pahala, untuk berobat dengannya).
Tujuan dari menghafal al Qur’an bukanlah untuk menghafal lafadz-lafadznya dalam jumlah yang banyak. tetapi tujuannya adalah mengulang-ulang surat yang telah dihafal dalam shalat dengan niatan, mentadabburi al Qur’an. tetapi apabila mampu menghafal banyak surat sesuai apa yang telah disebutkan diatas, itu lebih utama dari pada sedikit menghafal. Yang terpenting adalah menerapkan kaidah diatas. Apabila menurutmu waktu sangat sempit maka ambillah kadar yang sedikit namun terus diulang-ulang.

Metode Menghafal Al-Qur’an

Posted: Januari 15, 2011 in al-quran
Tag:

Barangkali banyak metode dan cara untuk menghafal Al-Qur’an. Kebanyakan di kita cara menghafalnya ya melihat mushaf Al-Qur’an halaman per halaman sambil mengingat dalamhati. Ada juga yang cara menghafalnya dengan menggunakan Mushaf Al-Qur’an dan terjemahnya agar mengerti maknanya dan biasa dihafal pertema. Cara ini pernah saya coba dan hasilnya juga cepat hafal. Dalam satu minggu alhamdulillah sudah hafal 1 juz. Tapi rupanya juga cepat hilangnya, karena memang niatnya buat ujian…hahahaaaaa Tapi barangkali ada metode yang sepintas nampaknya sangat sederhana, tapi menjamin hafalan lebih tahan lama tidak hilang dari ingatan. Metode ini diterapkan di banyak negara Afrika dan Arab Meghribi. Caranya adalah menggunakan papan tulis, bahasa Arabnya ‘lawh’. Memang sulit dibayangkan kok kayu ditulisi tulisan dan bagaimana cara menghapusnya, kan 30 juz Al-Qur’an banyak banget. Papan tersebut sebelum ditulis, dioleskan tanah liat terlebih dulu kemudian baru ditulis diatasnya, sehingga kalau mau menghapusnya menggunakan air maka tulisannya akan hilang, demikian seterusnya. Tinta yang digunakan juga berbahan dasar bulu domba yang dimasak selama 5 jam dan dicampur air sedikit maka akan menghasilkan semacam tinta yang digunakan untuk menulis hafalan tersebut. Baru tahu aku….kirain menggunakan dawat cina!!! Metode tersebut ringkasnya sebagai berikut, pertama-tama santri menghafal di depan Sheikh, kemudian hafalan tersebut ditulis di papan milik sendiri (masing-masing), kemudian tulisan tersebut dikoreksi oleh Sheikh; kemudian dia murajaah lagi rame-raem sambil berjalan mengitari ruangan, begitu seterusnya. Menurut pengalaman metode ini lebih lama hilang dari ingatan si penghafal karena dibantu oleh daya inget yang ditulis oleh tangan. Otak merekam memori dan tangan menuliskannya, begitu dst. Inilah yang diterapkan di Pesantren Tahfiz Al-Qur’an di Zletin, Libya.

Berikut beberapa gambarnya di bawah ini: Halama depan Pesantren dan Makam Waliyullah Sidi Abd. Salam Al-Asmar Al-Fituri, Zletin, yang merupakan salah satu pesantren tertua di Libya.

dok. pribadi Santri sedang menghafal (melancarkan hafalannya) dengan melihatpapan tulisan masing-masing. Metode ini lebih lama terekam dalam hati dan otak sehingga lebih baik dibandingkan metode menghafal lainnya yang rupanya lebih cepat hilang.

dok. pribadi Santri sedang murajaah dan memperkuat hafalan sambil mengelilingi ruangan yang diperhatikan dan juga bahkan diikuti oleh Sheikh

. dok. pribadi Santri sedang membersihkan tulisan di papan milik pribadi untuk dipergunakan tulisan dan hafalan baru. Sebuah cara sederhana namun memberi manfaat yang sangat besar.

dok. pribadi Menyaksikan Abd. Rahman sedang menuliskan hafalannya, disaksikan Sheikh Abdullah, guru Tahfiz.

dok. pribadi dan akhirnya ada juga santri yang kesasar sedang mencoba menuliskan hafalannya di papan hafalan disaksikan Sheikh Abdullah. walah… Adakah diantara kompasiner yang mau mencobanya ?? Silahkan dan buktikan sendiri…. sumber http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/25/metode-menghafal-al-quran/

Bagi para penghafal Al Quran yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan lain timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin bertambah banyak, murajaah juga semakin berat.

Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang (diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini akan ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini terjadi? (lebih…)